Kita semua tahu bahwa Jepang adalah negara maju yang sangat hebat dan
berjaya. Namun gempa dan tsunami yang melanda negri matahari itu
menghancurkan sebagian besar wilayah jepang yang berdampak pada
perekonomiannya. Akan tetapi sepertinya tidak perlu lama bagi jepang
agar bisa kembali menguasai perekonomian dunia, karena Jepang dikenal
memiliki rakyat yang sangat luar biasa ulet. Banyak orang-orang sukses
berasal dari Jepang.
Karena itu tidak ada salahnya kalau kita mengetahui apa yang membuat Jepang begitu perkasa di bidang ekonominya.
1. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri
(bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era
samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia
modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi
para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan
tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang
bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu
terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma
yang sudah menjadi kesepakatan umum.
2. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak
TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento
(bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol
besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku
kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua.
Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan
kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang
ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.
3. Pantang menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting
dan pantang menyerah. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai
dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya
Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata
Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah
berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat
(shinkansen).
Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan
produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi
akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa
ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai
diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan
tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa,
sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan
dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang
diminati oleh masyarakat.
6. Kerja keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras.
Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat
tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911
jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680
jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan
pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah
sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan
bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
7. Jaga tradisi & menghormati orang tua
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang
kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah
untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta
maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik
sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang
kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
8. Budaya baca
Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta
listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa
sedang membaca buku atau koran.Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak
yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca
9. Hidup hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap
anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.
Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran
dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar
jam 19:30, dan ternyata sebelum tutup itu pihak supermarket memotong
harga hingga setengahnya.
10. Kerjasama kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu
bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya
ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.
Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu
orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan
bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.
Mengetahui 10 rahasia sukses Jepang tersebut, tidak ada salahnya kita
mengikuti sifat-sifat orang Jepang tersebut sehingga kita bisa menjadi
sukses layaknya kebanyakan orang Jepang.
Artikel 10 Kunci Rahasia Kesuksesan Orang di Negara Jepang ini dipersembahkan oleh TDWClub.com.
Thank you for your NICE attention..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pola-pola Hereditas
Pola-pola hereditas mempelajari berbagai macam cara pewarisan sifat, yang meliputi: Pautan (linkage) Pindahsilang (crossing over) Paut...

-
Kidd Blog's: Avenged Sevenfold - Welcome To The Family (Album) : Daftar lagu: 4.00 AM Welcome To The Family File Type : MP3 Siz...
-
Hari ini, tepatnya 19 Februari adalah tanggal kelahiran seorang tokoh dunia yang memberikan cikal bakal dalam pengembangan ilmu modern. y...
-
1. do a barrel roll yaitu untuk menampilkan tampilan berputar atau roll pada halaman kita .. Cara kerja : Buka Google.com kemudian ketik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar